Kamis, 22 Juli 2010

Pesan dari Rosulullah SAW untuk Wanita

Pesan dari Rosulullah untuk Wanita


Sebuah berita gembira datang dari sebuah hadits Rosul bahwa Rosulullah Saw. Bersabda :

”Seluruh dunia ini adalah perhiasan dan perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita yang sholehah.

dalam Islam, peranan seorang istri memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan
berumah-tangga dan peranannya yang sangat dibutuhkan menuntutnya untuk memilih kualitas yang baik

sehingga bisa menjadi seorang istri yang baik. Pemahamannya, perkataaannya dan kecenderungannya, semua ditujukan untuk mencapai keridho’an Allah Swt., Tuhan semesta Alam. Ketika seorang istri membahagiakansuaminya yang pada akhirnya, hal

itu adalah untuk mendapatkan keridho’an dari Allah Swt. sehingga dia (seorang istri) berkeinginan untuk mengupayakannya.

Kualitas seorang istri seharusnya memenuhi sebagaimana yang disenangi oleh pencipta-Nya yang tersurat dalam surat Al-Ahzab. Seorang Wanita Muslimah adalah seorang wanita yang benar (dalam aqidah),

sederhana, sabar, setia, menjaga kehormatannya tatkala suami tidak ada di rumah, mempertahankan keutuhan (rumah tangga) dalam waktu susah dan senang serta mengajak untuk senantiasa ada dalam pujian Allah Swt.

Ketika seorang Wanita Muslimah menikah (menjadi seorang istri) maka dia harus mengerti bahwa dia

memiliki peranan yang khusus dan pertanggungjawaban dalam Islam kepada pencipta-Nya, Allah Swt. menjadikan wanita berbeda dengan pria sebagaimana yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an:

”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan

bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu.(QS. An Nisaa’ , 4:32)

Kita dapat melihat dari ayat ini bahwa Allah Swt. membuat perbedaan yang jelas antara peranan laki-laki dan wanita dan tidak diperbolehkan bagi laki-laki

atau wanita untuk menanyakan ketentuan peranan yang telah Allah berikan sebagaimana firman Allah:

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.”(QS. Al Ahzab, 33:36)

Karenanya, seorang istri akan membenarkan Rasulullah dan akan membantu suaminya untuk menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah (hukum Islam) dan memastikan suaminya untuk kembali melaksanakan

kewajiban-kewajibannya, begitupun dengan kedudukan suami, dia juga harus memenuhi kewajiban terhadap istrinya.

Diantara hak-hak lainnya, seorang istri memiliki hak untuk Nafaqah (diberi nafkah) yang berupa makanan, pakaian dan tempat untuk berlindung yang didapatkan dari suaminya.

Dia (suami) berkewajiban membelanjakan hartanya untuk itu walaupun jika istri memiliki harta sendiri untuk memenuhinya. Rasulullah Saw. Bersabda :

”Istrimu memiliki hak atas kamu bahwa kamu mencukupi mereka dengan makanan, pakaian dan tempat berlindung dengan cara yang baik.”(HR. Muslim)

Ini adalah penting untuk dicatat bahwa ketika seorang istri menunaikan kewajiban terhadap suaminya, dia (istri) telah melakukan kepatuhan terhadap pencipta-Nya, karenanya dia (istri yang telah menunaikan

kewajibannya) mendapatkan pahala dari Tuhan-Nya. Rasulullah Saw. mencintai istri-istrinya karena kesholehan mereka.

Aisyah Ra. suatu kali meriwayatkan tentang kebaikan kualitas Zainab Ra., istri ketujuh dari Rosulullah Saw.

”Zainab adalah seseorang yang kedudukannya hampir sama kedudukannya denganku dalam pandangan Rasulullah, dan aku belum pernah melihat seorang wanita yang lebih

terdepan kesholehannya daripada Zainab Ra., lebih dalam kebaikannya, lebih dalam
kebenarannya, lebih dalam pertalian darahnya, lebih dalam kedermawanannya dan

pengorbanannya dalam hidup serta mempunyai hati yang lebih lembut, itulah yang menyebabkan ia lebih dekat kepada Allah”

Seperti kebesaran Wanita-wanita Muslimah yang telah dicontohkan kepada kita, patut kiranya bagi kita untuk mencontohnya dengan cara mempelajari kesuciannya, kekuatan dari karakternya, kebaikan imannya dan

kebijaksanaan mereka. Usaha untuk mencontoh Ummul Mukminin yang telah dijanjikan

surga (oleh Allah) dapat menunjuki kita kepada karunia surga.

Abu Nu’aim meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda :

“Ketika seorang wanita menunaikan sholat 5 waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mematuhi suaminya, maka dia akan masuk surga dengan

beberapa pintu yang dia inginkan.”(HR. Al Bukhari, Al Muwatta’ dan Musnad Imam Ahmad)

Wahai Muslimah yang tulus, perhatikan bagaimana Nabi Saw. menjadikan sikap ta’at kepada suami sebagai dari bagian amal perbuatan yang dapat mewajibkan masuk surga, seperti shalat, puasa; karena itu

bersungguh-sungguhlah dalam mematuhinya dan jauhilah sikap durhaka kepadanya, karena di dalam kedurhakan kepada suami terdapat murka Allah Swt.


oleh: Ustaz Abu Jibriel (abujibriel.com)

Rabu, 31 Maret 2010

Berjuang








    Perjuangan bukanlah mengukur kekuatan
    bukan juga memamerkan kebijakan
    perjuangan sejatinya adalah mengukur keikhlasan  dalam berikhtiar.


    Sesungguhnya yang Allah lihat adalah usahanya
    bukan hasilnya.

Senin, 08 Maret 2010

KATAMUTIARA

                                                                                         Hamka

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan.
Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan.
Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat
                                        *** ***

                                                                                       Ar Rabi’ bin Anas
Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia
padahal kematian terus mengincarnya,dan kepada orang yang melalaikan kematian
padahal maut tak pernah lalai terhadapnya,
dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya
Padahal tidak tahu apakah Tuhannya Ridha atau murka terhadapnya.
                                       *** ***

                                                                                        Salman al Farisi
Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan,
istirahat dan tidur juga tidak nyaman.
Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia
maka nasehat susah untuk memasukinya.
                                       *** ***

                                                                          Malik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa’)
          Cintailah kekasihmu sekedarnya saja
          siapa tahu nanti akan jadi musuhmu
          Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja
          siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.
                                      *** ***

                                                                                 Ali bin Abi Thalib
             Engkau berbuat durhaka kepada Allah,
             padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya?
             Sungguh aneh keadaan seperti ini.
             Andai kecintaanmu itu tulus,
             tentu engkau akan taat kepada-Nya.
             Karena sesungguhnyaorang yang mencintai itu
             tentu selalu taat kepada yang ia cintai.
                                 *** ***

Senin, 01 Maret 2010

Tubuh ini Meminta Janji Mu

ketika bangsa lain sudah bicara soal mobil tanpa polusi, lagi lagi bangsa ini masih saja bergulat dengan urusan beras, aking, dan singkong.Di negeri yang katanya subur dan makmur ini,tapi kenapa untuk

membeli beras sebagai kebutuhan pokok saja sangat sulit.

Ada apa dengan bangsa ini???

Saat ini para petinggi negera ramai ramai membicarakan Reshuffle kabinet, Tapi mereka melupakan janji mereka yang katanya untuk menjamin kemakmuran rakyat,kenapa sampai saat ini masih saja soudara saudara kita masih banyak yang makan Nasi aking.

gambaran sulitnya mencari pangan itu nyata dalam kehidupan warga desa pesisir di cirebon indra mayu,jawa barat. di masa sulit seperti sekarang beras paling murah saja mencapai Rp 6000 perkilogram,warga miskin harus terpaksa membeli singkong,ubi,bahkan aking ( sisa nasi yang di kering kan) karna ketidak mampuan untuk membeli beras.

Nasi aking,singkonga ataupun umbi bukanlah sebuah pilihan,karna ketidak berdayaan inilah harus mereka terima. dilihat dari jenisnya,umbi,singkong memang sebagai unsur karbonhidrat yg dapat

memenuhi kebutuhan energi manusia. akan tetapi, diukur dari komposisi kandunagan kalori,protein, lemak dan karbon hidrat masih tergolong rendah.

jika kini anak balita masih makan singkong tanpa asupan gizi cukup,gambaran suram masa depan negeri ini membentang seperti jalan tak berujung.

masih punya hati nuranikah para petinggi negara ,memberikan kenaikan gaji para pejabat ketika rakyatnya sengsara

memberikan fasilitas mewah yang katanya untuk memberikan kemudahan untuk mensejahtrakan rakyat dapat terlealisasikan tapi kenapa masih banyak rakyat yang tinggal di kolong jempatan.

lagi lagi rakyat lah yang jadi korban janji. demi rakyat, untuk rakyat itulah kata kata yang sering di gunakan para kuruptor berbagai carapun di tempuh tidak lagi mengenal haram,halal ataupun subhan

lagi,mereka anggap itu sumua halal untuk meningkatkan jabatan,memperkaya diri,dudukan terhormat dan lain sebagainya.

mau jadi apakah bangsa ini jika para pemimpinnya seperti itu, jangan salahkan rakya ketika rakyat menagih janji dengan anarkis ataupun tidak mengenal etika lagi….

siapa yang menabur dia lah yang menuai itu lah pepatah yang sesuai dengan keadaan bangsa ini.

Senin, 22 Februari 2010